Ikuti langkah-langkah berikut:
Cara penggunaan APAR sesuai SOP yang pertama yaitu tarik safety pin atau pin pengaman pada APAR. Ingat, saat menarik pin pengaman tersebut, jangan sampai menekan tuas atas dan bawah secara bersamaan. Pasalnya, hal ini bisa membuat pin pengaman sulit dilepas.
Pegang ujung selang APAR, kemudian arahkan dengan tepat ke sumber api. Ada aspek penting dalam prosedur penggunaan APAR yang satu ini, yaitu hindari memegang selang pada bagian tengah atau pengkalnya. Pasalnya hal ini bisa membuat media pemadam api tidak terarah dengan tepat ke titik api.
Prosedur penggunaan APAR ini dilakukan untuk mengeluarkan media pemadam api dari dalam tabung. Menekan tuas secara penuh bertujuan agar bisa lebih cepat untuk mengeluarkan seluruh isi media di dalamnya, sehingga api bisa cepat padam.
Prosedur penggunaan APAR yang terakhir adalah sapukan media pemadam api secara menyeluruh ke sumber api. Caranya dengan menggerakan nozzle dari sisi kanan ke sisi kiri atau sebaliknya. Langkah ini bertujuan agar penyebaran bahan pemadam api bisa merata dan kebakaran bisa dipadamkan dengan segera.
Alat pemadam api ringan (APAR) didesain untuk memadamkan api kecil atau kebakaran ringan. Jangan gunakan APAR untuk memadamkan kelas kebakaran yang sudah membesar atau tidak bisa dikendalikan. Hal ini karena APAR tidak efektif untuk memadamkan api yang sudah membesar.
Jenis kebakaran dibagi menjadi empat kelas: A, B, C, dan D. Masing-masing kelas kebakaran memerlukan jenis APAR yang berbeda untuk penanganannya. Penggunaan APAR yang tepat harus disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi. Berikut adalah kelas kebakaran dan jenis APAR yang sesuai untuk menanganinya:
Kebakaran disebabkan oleh material padat mudah terbakar, seperti plastik, karet, kayu, kertas, kapas, daun kering, dll. APAR kebakaran kelas A antara lain APAR dry chemical powder dan APAR foam.
Kebakaran yang penyebabnya berupa bahan cair atau gas mudah terbakar, misalnya minyak, bensin, thinner, alkohol, solar, gas LPG, gas LNG, dll. Prosedur penggunaan APAR kelas B adalah menggunakan jenis APAR CO2, foam, dan powder.
Kebakaran yang diakibatkan oleh masalah kelistrikan atau elektrikal, seperti hubungan arus pendek listrik, korsleting listrik, dll. Alat pemadam api kelas C diantaranya adalah APAR liquid gas, powder, dan CO2.
Jenis kebakaran yang disebabkan oleh material logam mudah terbakar, yaitu magnesium, lithium, potassium, dll. Prosedur penggunaaan APAR pada kebakaran kelas D harus menggunakan alat pemadam api dengan media khusus sesuai jenis logam yang terbakar.
Untuk menjamin keamanan dan keefektifan dalam menggunakan APAR, kamu perlu memperhatikan jarak penyemprotan dari titik api. Berapa jarak yang tepat untuk menyemprotkan alat pemadam api? Prosedur yang efektif dan aman dalam penggunaan APAR adalah menjaga jarak antara 3 hingga 5 meter dari titik api. Jika jarak penyemprotan melebihi 5 meter, bahan pemadam api dapat tersebar atau jatuh ke lantai/tanah sebelum mencapai titik api. Sebaliknya, jika penyemprotan dilakukan dalam jarak kurang dari 3 meter, pengguna APAR berisiko terkena jilatan api yang berbahaya.